Belajar Quick Exposure Untuk Levitation

Satu hal yang membuat
fotografi menarik adalah kemampuannya “menghentikan waktu”. Sebagai manusia,
kita melihat apa yang terjadi di depan kita sebagai rantai gerakan yang tidak
terputus. Tapi kamera mampu menghentikan gerakan dan memberi kita kesempatan
untuk mempelajari apa yang terjadi dalam sepersekian detik itu.
Ada tiga elemen dalam
setiap kamera yang mempengaruhi seberapa banyak cahaya masuk ke dalam kamera
(exposure) melalui lensa hingga mencapai sensor. Yang pertama adalah aperture, yang kedua adalah shutter, dan terakhir ISO. Aperture adalah bukaan yang bisa diatur untuk memungkinkan
banyak atau sedikitnya cahaya masuk ke kamera. Ukuran bukaan yang beragam ini
disebut f/stop dan digambarkan dalam angka: f/4, f/5.6 dan selanjutnya (baca
penjelasan lengkap tentang aperture disini.) Sementara shutter adalah mekanisme yang
menentukan seberapa cepat aperture membuka dan menutup. Semakin pelan kecepatan
shutternya, semakin banyak cahaya yang masuk ke kamera. Kecepatan shutter
(shutter speed) diukur dalam hitungan detik. Pada umumnya, kamera punya shutter
speed dari beberapa detik – sampai 30 detik pada model tertentu – hingga
sepersekian detik – sampai 1/1000 detik dan lebih
cepat lagi. Shutter speed pada kamera menentukan bagaimana sebuah gerakan bisa
direkam. Shutter speed yang cepat bisa menghentikan gerakan. Sementara shutter
speed lambat akan membuat gerakan menjadi kabur atau bahkan membuat sebuah
objek yang bergerak tampak menghilang. ISO adalah pengatur sensitivitas cahaya
pada sensor kamera digital (disebut ASA pada film). Di tempat yang terang, ISO
yang dibutuhkan untuk menghentikan gerakan tidak perlu lebih dari 100, tapi
jika cuaca mendung atau kamu memotret di dalam ruangan yang pencahayaannya
kurang, maka ISO harus dinaikkan untuk mencegah foto jadi underexposed
Cahaya adalah hal yang
esensial untuk kesuksesan menghentikan gerakan dalam sebuah foto, karena
ketajaman objek penting untuk terlihat. Kalau lokasi tempat memotret
pencahayaannya kurang, sementara kamu menggunakan shutter speed cepat tapi
bukaan aperturenya kecil dan ISO rendah, maka foto akan sangat gelap. Kemudian,
kalau kamu mencoba membuka aperture lebih lebar untuk mendapat cahaya lebih,
maka gunakanlah manual fokus pada lensa untuk mendapat metering yang pas pada
objek agar hasil akhirnya benar-benar tajam karena angka f/ kecil berarti depth
of field yang dangkal, dan hanya sebagian kecil dari frame yang akan tampak
fokus – pastikan itu objek. Kalau kamu ingin depth of field yang dalam (dimana
hampir seluruh bagian foto tajam), berarti bukaan aperture harus kecil, maka
yang bisa dinaikkan adalah ISO. Bereksperimenlah dengan ketiga unsur penting
exposure ini untuk mendapatkan hasil yang pas. Menggunakan built-in flash untuk
kepentingan ini, jika objeknya adalah manusia, tidak akan terlalu buruk
hasilnya. Tinggal bagaimana kamu memilih background dan gerakan objek untuk
mencocokkannya dengan cahaya flash yang cenderung keras.
Karena tujuannya adalah
menghentikan gerakan, maka gunakan mode Shutter Priority (S) atau kalau kamu
menggunakan kamera saku, pindahkan ke mode Sport (dengan icon orang berlari).
Shutter speed pada kecepatan 1/500 detik biasanya sudah cukup cepat untuk
menghentikan gerakan. Tapi perhitungkan juga objek apa yang ingin kamu foto.
Kecepatan air mengalir dengan orang melompat tidak akan sama, maka kecepatan
shutter yang digunakan untuk memotret keduanya pun akan berbeda. Maka, waktu
adalah sesuatu yang benar-benar harus diperhatikan. Kalau kamu memotret gerakan
burung atau serangga terbang, pastikan kamu tahu dimana ia akan melintas dan
pas-kan waktunya dengan saat kamu menekan tombol shutter. Untuk objek-objek
yang dinamis tapi tidak bergerak kemana-mana seperti air terjun, rintik air
hujan, akan lebih mudah lagi pengaturan fokusnya.
Kesimpulannya,
dua hal penting untuk menghentikan gerakan menggunakan quick exposure adalah
cahaya yang cukup dan perhitungan waktu. Dibutuhkan banyak percobaan dan
kesabaran yang tinggi untuk belajar teknik ini, tapi hasilnya akan sangat
memuaskan begitu kamu berhasil membuat foto yang diinginkan. Lagipula, foto-foto
quick exposure selalu menyenangkan untuk dibuat, jadi nikmati prosesnya
Komentar
Posting Komentar