Aturan Untuk Fotografi Portrait
1. Bukaan diafragma lebar (angka aperture kecil)
Semua orang suka melihat portrait
dimana objeknya benar-benar tampak menonjol. Orang-orang juga suka difoto
dengan latar belakang bokeh atau blur yang creamy dan lembut. Untuk
menghasilkan efek semacam ini, dibutuhkan bukaan diafragma yang lebar, sekitar f/3.5 atau lebih
kecil. Gunakan Aperture Priority saat memotret.
2. Kontak mata
Banyak yang bisa ditangkap dari
tatapan mata seseorang, dan ini bisa diaplikasikan dalam potrait untuk
mendapatkan esensi dari orang yang kita foto. Ketika objek menatap ke arah
kamera, portrait akan tampil lebih kuat. Kecuali tentu kita sengaja memotretnya
secara spontan.
3. Gunakan focal length panjang
Semakin panjang focal length-nya,
semakin dekat objek akan tampak. Berhubungan dengan aperture diatas, peraturan
nomer tiga ini akan semakin memperkuat efek bokeh pada background. Misalnya –
kalau kamu menggunakan lens kit ukuran 18-55mm, maka gunakanlah ujung 55mm.
4. Hitam&putih
Portrait yang dibuat dalam mode
monochrome atau hitam&putih akan memunculkan karakter orang yang kita foto.
Kontras pada portrait hitam&putih juga bisa dimanfaatkan untuk menonjolkan
profil pada wajah, misalnya tekstur kulit pada orang yang sudah tua. Tapi
penggunaan monochrome ini tentu tidak bisa diberlakukan pada semua jenis
portrait. Perhatikan model, pose, pakaian, dan apa yang kita coba ungkap dari
orang yang kita foto.
5. Jangan gunakan built-in flash
Ini peraturan yang sangat, sangat
umum. Memotret orang dengan built-in flash akan merusak segalanya, terutama
kalau ruangan tempat pemotretan bercahaya redup. Wajahnya akan ‘meledak’
terkena cahaya, dan detil di sekitarnya akan hilang. Kalau kamu tidak punya
external flash, lebih baik gunakan pengaturan fill-in flash, atau manfaatkan
sumber cahaya yang ada.
6. Gunakan pose yang benar
Kamera tidak bisa ‘melihat’
seperti mata kita. Ilusi optiknya bisa membuat orang kelihatan lebih gemuk
ketika difoto, terutama jika pose-nya salah. Untuk ini, seorang fotografer yang
baik harus tahu bagaimana mengarahkan pose yang benar untuk modelnya. Tubuh
yang sedikit miring akan memberi kesan langsing dan orang akan tampak menarik
dan ‘benar’ di dalam foto. Kalau kamu bertanya-tanya kenapa foto KTP-mu tampak
parah, mungkin itu sebabnya : kamu menghadap tegak lurus ke kamera dan frame terpotong
sebatas bahu. Kurang bagus kan?
7. Hindari warna baju terang
Ingatlah bahwa portrait adalah
tentang orang di dalamnya, bukan bajunya. Kecuali ini adalah untuk keperluan
fashion photography. Kalau objek menggunakan baju yang terang dan
berwarna-warni, tentu akan mengganggu mata dan otomatis terarah ke baju.
8. Perhatikan posisi dagu
Tidak ada yang suka kelihatan
berleher tebal di dalam foto. Dan sebenarnya trik untuk menghindari hal ini
sangatlah mudah. Posisi dagu harus benar. Mintalah model untuk mengangkat
dagunya sedikit agar leher tampak lebih jenjang.
9. Jangan gunakan background yang ramai
Ini adalah alasan mengapa bokeh
dan blur menjadi favorit untuk background sebuah portrait: efek ini membuat
model menjadi pusat perhatian. Background yang berantakan, penuh pola atau
barang akan merusak keseluruhan portrait dan menenggelamkan objek utama.
Alasannya sama dengan baju terang di poin 7; mengganggu. Kalau situasi tidak
memungkinkan untuk menggunakan focal length panjang, setidaknya pindahkan model
ke tempat dimana backgroundnya netral. Fokus harus pada model, karena ini
adalah portrait.
10. Perhatikan posisi hidung dan garis pipi
Ketika kita meminta model untuk memiringkan wajahnya sedikit, berhati-hatilah dengan bagian hidungnya. Kalau ujung hidung melewati garis pipi, maka akan terlihat besar. Untuk mengakali ini, kamu bisa sekalian memintanya untuk menghadap samping dan kamu bisa mengambil profil wajahnya dari pinggir seperti saat membuat siluet.
Komentar
Posting Komentar